PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat kinerja impresif sepanjang lima bulan pertama 2024. Di mana, bank yang dekat dengan wong cilik ini mencatatkan kenaikan laba sekitar 8,83% secara tahunan (YoY).
Memang, kinerja selama lima bulan ini tercatat lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja bank tersebut di kuartal I-2024. Di mana, bank tersebut kala itu hanya mencatat pertumbuhan laba sekitar 2,45% YoY.
Mengutip laporan bulanan BRI per Mei 2024, laba tahun berjalan BBRI tercatat mencapai sebesar Rp 21,9 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu, BBRI mencatat laba senilai Rp 20,12 triliun.
Jika dilihat secara lebih rinci, kenaikan laba tersebut lebih ditopang oleh pendapatan bunga bersih BBRI yang juga naik mencapai 5,52% YoY menjadi Rp 45,84 triliun. Hal tersebut terjadi kala industri sedang dalam bayang-bayang biaya bunga yang tinggi.
Baca Juga: BBRI Konsisten di Posisi Teratas, Ini Saham yang Banyak Dijual Asing, Selasa (25/6)
Di sisi lain, BBRI sejatinya mengalami kenaikan tipis pada pos beban operasional di periode lima bulan ini. Di Mei 2023, beban operasional yang BBRI senilai Rp 18,3 triliun dan setahun kemudian naik menjadi Rp 18,43 triliun.
Adapun, kenaikan beban operasional BBRI salah satunya dipengaruhi beban pencadangan yang meningkat. Maklum, saat ini perbankan memang tengah dihantui oleh potensi adanya pemburukan kualitas kredit.
Hingga Mei 2024, beban pencadangan yang dicatat oleh BBRI sebesar Rp 17,88 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun sebelumnya, beban pencadangan BBRI tercatat senilai Rp 13,62 triliun.
Dari sisi fungsi intermediasi, BBRI telah mencatat pertumbuhan kredit sekitar 10,68% YoY menjadi Rp 1.202 triliun. Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) milik BBRI tercatat naik 16,48% YoY menjadi Rp 1.399 triliun.
Investment Analyst Lead Stockbit Rahmanto Tyas Raharja berpandangan bahwa performa BBRI pada lima bulan ini sebagai hasil yang kurang memuaskan karena beban provisi masih membengkak, dengan Cost of Credit (CoC) masih lebih buruk dari guidance manajemen.
BBRI
Meski beban provisi membengkak, ia melihat BBRI masih mencatatkan pertumbuhan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) dan laba bersih. “Tetapi hal tersebut utamanya didorong oleh penerimaan dividen dari anak usaha,” ujarnya dalam riset, Kamis (27/6).
Adapun, ia menyoroti performa positif dapat dilihat dari DPK yang meningkat pesat. Di mana, kala beban bunga masih membengkak, realisasinya pada lima bulan 2024 terlihat melandai.
“Peningkatan beban bunga pada Mei 2024 dan sepanjang lima bulan tahun 2024 berjalan merupakan yang terendah secara tahunan sepanjang 2024,” tandasnya.
Byte membantah rumor spekulasi tentang saham konsep Doubao di A-share
Bagaimana mengembangkan ekonomi di ketinggian rendah
Konsep Doubao melonjak, ekonomi IPO booming
5G memasuki "paruh kedua", saham mana yang terbaik untuk dibeli
Periksa kapanpun Anda mau
WikiStock APP