KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten perikanan diperkirakan masih lesu. Hal ini terkait dengan menurunnya permintaan ekspor produk perikanan yang bisa membuat kinerja para emiten melemah di sisa tahun 2024.
Menilik laporan keuangan, kinerja sejumlah emiten perikanan memang masih lesu di kuartal I 2024. Contohnya kinerja PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) yang kurang menggembirakan.
DSFI membukukan pendapatan Rp 146,1 miliar di kuartal I 2024, turun 2% dari pendapatan di kuartal I-2023 yang sebesar Rp 148,7 miliar.
Laba DSFI turun 40,17% secara tahunan alias year on year (yoy) ke Rp 2,99 miliar. Saat ini, sebagian besar penjualan DSFI masih didominasi oleh pasar Amerika Serikat (AS).
PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) mengantongi pendapatan Rp 2,2 triliun di kuartal I 2024, naik 7,1% yoy. Namun, laba bersih CPRO turun 14,14% ke Rp 98,88 miliar di kuartal I 2024.
PT Toba Surimi Industries Tbk (CRAB) membukukan penjualan Rp 136,43 miliar di kuartal I 2024, turun 10,76% yoy. Di kuartal I 2024, laba bersih CRAB sebesar Rp 1,62 miliar, turun 46,2% yoy.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo melihat, kinerja emiten perikanan masih mengalami perlambatan kinerja.
Hal ini mengingat adanya penurunan permintaan ekspor produk perikanan dari pasar global. Sebab, pasar AS saat ini sedang tidak menerima pengiriman produk perikanan.
“Di sisi lain, keadaan geopolitik global yang masih memanas juga masih menjadi tantangan bagi emiten perikanan,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (17/7).
Alhasil, Azis pun masih belum bisa merekomendasikan saham emiten sektor perikanan.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, kinerja saham mayoritas emiten perikanan masih belum likuid.
Secara kinerja bisnis, rata-rata juga masih belum bertumbuh. Kinerja ekspor para emiten juga terpantau menurun akibat berkurangnya permintaan dari pasar asing.
CRAB
“Belum ada sentimen positif di tahun ini. Lebih baik wait and see dulu terhadap perilisan laporan keuangan kuartal II,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (17/7).
Nafan merekomendasikan hold untuk CRAB dengan target harga Rp 240 per saham.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan harga saham DSFI berada di level support Rp 52 per saham dan resistance Rp 65 per saham. William pun merekomendasikan speculative buy untuk DSFI dengan target harga Rp 65 per saham.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham CPRO di level support Rp 50 per saham dan resistance Rp 51 per saham. Herditya masih merekomendasikan wait and see untuk CPRO.
Perusahaan kertas menaikkan harga, pasar sedang membaik
Apakah kacamata AI akan menjadi tren selanjutnya?
Pasar saham A-share terus turun di bawah level rekor
Indeks Hang Seng Turun untuk Hari Kedua, Ditutup 301 Poin Lebih Rendah
Periksa kapanpun Anda mau
WikiStock APP